Minggu, 22 Juni 2014

Senja nan Basah

  
Bisikan-bisikan alam mulai membawa udara dingin
Kulit menggigil, segera kubalut diri dengan bulu domba
Seraya memandangi matahri yang semakin hanyut ditelan malam
Pupil mata ini semakin melebar, dan semakin ingin kupastikan bahwa disana, diatas sana, matahari hanya sekedar tenggelam, tak hilang

Benar, banyak cerita pasti yang kukhyayalkan hari ini
Entah saat ini kusebut petang atau malam
Yang ku tahu langit telah membiarkan matahari disembunyikan awan

Ada waktu ketika kutilang menyebrang di udara, atas kepalaku
Kudengar gesekannya dengan angin, tak lama suaranya memanggil namaku, mengundang petir
Sontak, kuingat Dandelion yang pernah tumbuh di tepian jalan yang kulalui tadi
Deandelion yang sepertinya kini lebih nyaman menata diri diatas pot-pot mewah
Ataukah mungkin aku yang kurang peduli di kemarau kemarin

Petir pengundang malam
Mendung mengundang senja
Butir-butir peminta payung kini mulai merasuk ke celah-celah bulu domba dan bajuku

Yang sudah tau kulitku begitu getarnya terbasahi
Senjaku basah
Senja nan basah, membuat rinduku menepi sesaat

0 comments:

Posting Komentar