Jumat, 18 Desember 2020
Isyarat Juni
Sabtu, 29 Agustus 2020
Menunda Sunyi di Antara Resah
Jumat, 28 Agustus 2020
Kau, Hariku
Aku tak ingat sudah berapa lama kita berjalan
Di antara siang dan malam yang memikul waktu
Kita selalu tersenyum diantara bersama dan di antara jarak
Walaupun tak selamanya
Kita selalu belajar tentang kehilangan
Walaupun bagiku kau tak akan pernah hilang, mungkin aku hanya tak menyapa
Kau selalu khawatir menanti pagi yang tanpa mentari
Yang walaupun semendung apapun, nyatanya pagiku dan pagimu akan sama-sama cerah, bahkan terik
Kadang kupikir terlalu terik, hingga kurasa perlu berteduh di sebuah persinggahan, sekedar menghilangkan dahaga
Aku selalu menunggu waktu itu, waktu dimana kita menyaksikan langit senja dengan damai
Yang tanpa hujan
Tanpa ada ingatan yang mengiris ingatan
Aku hanya ingin semua ingatan begitu damai, dan tak membuatku selalu rindu
Sabtu, 30 November 2019
Bingkai di dalam Cermin
Di antara semua langkah, ku tak peduli suara
Di depan ku hanya ada aku yang menatap lesu
Membayangi diri
Ingin rasanya kubalik semua sentuh
_______________________________________
Sepanjang hati berbicara pada mata
Tak ada riuh yang bergemuruh diantara diam
Semua seolah terbawa ke dalam dimensiku sendiri
Yang tak pernah terjabah oleh mahluk lain sepertiku
_______________________________________
Iya, aku adalah mahluk
Yang kudefinisikan pada diriku dan untukku sendiri sebagai jeda
Di antara semua cerita yang laiknya kusalin dari mimpi yang belum terjabah
Entah mahluk apa itu, hanya saja, memberiku rasa dengan yang lain
Merasa ingin, tetapi harus meninggalkan di kala harus
Karena harus
Karena harus
_______________________________________
Di dalam sana, di seberang sana, memang tidak berbeda di atas mata
Pandanganku pun merasa tahu tentang siapa mahluk yang aku
Kubingkai diri di antara empat jari yang kulakukan semauku
Di luar bingkai, ada banyak cerita kehidupan yang menanti
Hanya saja cerita itu laiknya tak indah lagi, jika tersentuh oleh kakiku, mungkin
_______________________________________
Ini bukan tentang ragu
Lebihnya, sebuah tanggungan hidup yang tercatat rapi
Bahwa dimensiku berbeda
_______________________________________
Bukan tentang strata atau kasta yang membuatku memilih
Sejatinya, aku tak memilih
Aku hanya takut membawa kita di dalam satu bingkai yang sama, yang bukan cinta
Minggu, 06 Oktober 2019
Dialegtika Setengah Hari
Tumbuh subur cerita duka yang menyelimuti ego terbilas rasa
Sepertinya Tuhan telah menempatkan hariku di antara harinya yang begitu damai
Memaksa batin berbincang dengan jiwa yang tak mampu menerima dunia
________________________________________
Semua yang kita cari, bukanlah berarti akan kita temukan dia antara ingin
Semua yang kita cari, menjadi rindu
Tak bertuan pada apapun yang di-Tuhankan
Ia hanya merekah pada cerita yang selalu mengalir diatas ktidakpastian
Iya, dan hari ini begitu melelahkan
_______________________________________
Sudah berapa alur yang kusambut dengan damai
Tak satupun yang menyetubuhiku dengan nikmat
Apakah rasa yang kau beri sudah tak lagi untuk kutinggali?
Biarkan ku yakin pada janjiMu
Jumat, 27 September 2019
Ku-Malah-Sari
Ku saksikan sebuah rindu yang menahan diri di suatu senja
Ku tatap ssgala tapak yang menanti kemenangan
Ku tertahan pada sekalimat janji yang tertopang ragu
Ku menanti
Malah hujan begitu lelap mengiringinya
Malah angin serasa berisik tak memberi ruang untuk tenang
Malah sunyi serasa merenggut sebagian dari mimpiku
Malah mata semakin tak sanggup melihat warnamu
Malah hasrat seolah mati terbawa gelisah
Malah cerita memaksa hati terjerat pada sebuah ingatan
Sari suka kini tak berpolar dalam irama malam syahdu
Selasa, 24 September 2019
Bulan Sedang Telanjang Malam Ini
Tapi, di sela-sela barisan itu, kuingin sebuah penjelasan detail, bukan bukti
Hanya saja, portal waktu tidaklah mengizinkan, apalagi ucapanmu mampu ku dekatkan di telinga yang agak tuli ini
Wahai malam, mengapa kini kau masih tetap tergesa-gesa.
Malam, perihal rindu yang kau sembah bersama siang, hadirmu tak kuinginkan, namun nyatamu terpampang di pelupuk mataku, hampir setiap waktu
Cukuplah hari kemarin dengan bintang yang sering kunantikan jatuh diantara leluconmu yang sedikitpun tak mengundang tawa
Cukuplah.
Bulan tak perlu jadi leluconmu di hari esok.
Minggu, 23 Juni 2019
Aku Tak Marah
Aku tak marah
Saat kau memilih pasrah
Pada keadaan yang terlalu jalang untuk bisa kita ubah
Aku tak marah
Saat akhirnya kau memilih menyerah
Meninggalkanku seorang diri
dengan setumpuk kebahagiaan yang kau bawa pergi
Rindu Sejati
Selasa, 29 Mei 2018
Kua(t)kan
Ketika siang tak memberimu kaki, maka malam masih luang. Tak perlu mancari momen yang dianggap seharusnya, karena setiap kesempatan memberi waktu untuk memilih berdiri atau malas.
Suarakanlah setiap sakitmu, biarkan ia berkelana dalam jiwamu, agar kau tahu dimana sakitnya. Jiwamu bukan tak tahu obat, ia hanya merindu pada tahu.
Tunaikan cinta, dalam cerita. Bukan saatnya untuk ragu. Biarkan hadir di sela2 kuatmu. Tak perlu menunggu aba2 dari Tuhan.
Senin, 14 Mei 2018
(Ingin) Pulang
Semesta, begitu luas dengan millyaran rotasi
Memberi ruang mahlukNya
Merasa aman dalam beberapa versi hidup berbeda, mungkin
Aku ada di sana, iya, bumi
Dan kukatakan pada hidup ini, "apa yang kau takutkan dengan tua?"
Hanya merasa hilang dari masa depan
Seperti telah mejelajahi mesin waktu yang futuristik
Begitu tau tentang nanti
Bukan tentang sebyah mimpi, sebuah jalan hidup
Mimpi tak begitu sulit, bahagia di depan sana menjadi ujung sebuah mimpi
Jumat, 11 Mei 2018
Namamu
Aku tak bisa tidur semenjak itu
Dalam malam, bergurau langit kepada bulan
Ia selalu membawa kabar yang tak pernah kubiarkan ada
Berusaha menjelmakan diri dalam duniaku
Samar
Kadang kukira aku telah benar-benar menyaksikannya
Tetapi aku merasakannya
Aku tak bisa tidur semenjak itu
Kukiralah resah tak terkhasiat lagi dalam darahku
Benar, jika saja malam tak harus ada
Tak perlu sunyi dalam detik pengantar tidurku
Aku tak bisa tidur semenjak itu
Rinduku
Selasa, 13 Oktober 2015
Minggu, 31 Mei 2015
Peng-kuning Malam
Apakah sudah terlalu tua bagi hamba untuk menceritakan tentang gelegar malam?
Ah, tak jua seorang pun mau menjawab
di hadapan lampu kuning -kuning dan dibawah putih-putihnya phillips mataku menggeliat menjajaki gelap yang tersisa
kukira disana ada mata yang mencoba melirikku dengan tanpa pesona
Ah, tak jua kudapatkan kabar tentang kebenarannya
Di bawah lampu kuning-kuning, diatas tenda-tenda pisang epe', ada yang kucoba terawangi
Serupa cahaya kuning-kuning, tetapi berbeda
Orang-orang menyebutnya selimut malam, bulan
Bulan,
Padanya coba kusampaikan segala pesan jiwa yang terkurung lama, memberi sesak
Padanya, kuberitahu tentang kehidupan yang entah berawal darimana
Dan padanya, kusampaikan segala risau yang msih menjeratku
Padanya, hanya bisa padanya dan padaNya
Kamis, 14 Agustus 2014
Mega Bulan
Sejauh mana mampu menatap bulan
Merasakan kasatnya dami disela-sela daun gugur
Aku belum tahu
Tempat yang cukup nyaman dan damai menatap bulan
Sepertinya aku belum cukup tahu saja tentang rasa
Ada yang kulupakan sejak terlanjur menikmati mati
Ada bagian yang kontradiksi dalam segala gerak setiap tiap yang kudapati
Beritahu aku tentang rasa nikmat menatap Sang Rembulan
Ingantkan aku tentang tempat nyaman yang menghapuskan haus gelisah dalam setiap batin
Aku merindukan setiap lupa yang mendera ingatan
Aku sudah cukup yakin bahwa aku benar-benar lupa
Ia, lupa
Senin, 07 Juli 2014
HUJAN DAN BASAH: Penyaksi
Sebagian dari kita masih mencoba memelihara ego, tak mampu ditawar oleh perasaan menerima. Sebab, belum ada rindu yang bisa menukarnya. Yah, mungkin karena sudah sering-sering terbiasa melepas diri, dan pada akhirnya lebih suka saling tak tahu apa-apa, dan seterusnya. Pada saatnya, kita akan saling merindu. Kalaupun tidak, seenggak-enggaknya ada rindu untuk tak merindu. Pada saatnya, nanti.
Jumat, 04 Juli 2014
Manusia dan Manusia-manusia
Mampu terbang begitu tinggi menjelajahi angkasa, layaknya burung
Rabu, 02 Juli 2014
Mari Mati di Dalam Kamar
Kunci kamar dengan begitu rapat
Seenggak-enggaknya bisa dipastikan tak ada cacing atau bahkan semut yang bisa melalui celahnya
Tak usah ada pisau untuk menggores nadi
Tak usah ada pistol untuk kau lontarkan di celah-celah garis dahimu
Cukuplah kau persiapkan sebarang kasur dan beberapa bantal
Jika kau inginknn guling, mintalah pada nenek
Cukup itu
Tak usah kau menyalahkan ragamu untuk mati
Cukup kau membaringkan diri di atas kasur sembari meniduri bantal dan memeluk guling
Lalu, kau pikirkan tentang nasib tentang Sang Garuda, Indonesia