Tampilkan postingan dengan label PUISI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PUISI. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Desember 2020

Isyarat Juni


Kita selalu percaya, musim berganti tanpa aba-aba
Hadir semaunya, pergi tanpa pamit
Cerita hujan selalu diyakini dengan basah
Cerita terik pun kita percaya pada basah
Keringat

Sering hadir lelah di banyak masa
Seolah membaur dengan kebiasaan hidup yang terus melaju tanpa ampun
Kebiasaan angin yang menghembus ke pelupuk muzon
Menjelajahi rerimbun pohon di segala gunung
Merangkak menuju ozon
Hingga menjadi kabar air di daratan tempatku berdiri

Kita akan selalu sama-sama menunggu
Juni adalah saat yang paling menggelisahkan
Memaksa batin menerka-nerka tentang hujan
Walaupun sejujurnya kita tahu, tetap akan ada hujan
Walaupun kita tahu, hujan tak perlu kita nanti
Pun perkara hujan tak mengenal siapa pun
Tak mengenal kasta, tak memamdang waktu untuk membasahi
Semaunya, namun selalu ada rindu dibalik dingin yg hadir

Semua selalu rindu pada hujan, semua mahluk
Tapi pada akhirnya hujan bukanlah sesuatu yang selalu berarti
Membawa kita hanyut, tenggelam dalam angan
Sejauh Juni, menjelajahi waktu hingga Desember
Desember memang basah, seperti yang diisyaratkan oleh Juni
Dan tetap saja kita selalu berharap, semoga ini bukanlah menjadi Desember terakhir


Sabtu, 29 Agustus 2020

Menunda Sunyi di Antara Resah

See the source image

"Cahayamu bukanlah yang selalu kunantikan, 
tapi hadirmu memberiku banyak kesempatan untuk menunda sunyi."

Selalu ada janji yang berakhir pada kepastian
Selalu ada saat, setiap manusia merencanakan yang terbaik
Tertawa bukan berarti yakin bahwa besok adalah bahagia
Menangis bukan karena lemah
Momen itu akan datang ketika kita tak tahu di balik rencana 
Hanya dengan bersyukur, maka segalanya akan tetap berarti

Resah membawa sebagian air mata di ujung-ujung cerita yang dikandung janji
Ikatan yang dinantikan akan selalu menjadi perjuangan 
Ketika malam datang, saatnya berpikir apakah besok masih ada pagi, seperti tadi
Angan-angan melambung di antara bayangan dahan yang menutupi tubuhku

Aku selalu tahu bahwa ini bukan hanya sekedar rencana
Mahluk lain di sekitarku selalu membiski yang terbaik, sebagian diantaranya mengoceh tentang suramnya janji
Aku hanya pura-pura tak mendengar semua yang tak kuinginkan
Lalu mencoba berkhayal tentang nanti yang kita nantikan, melupakan resah yang kita resahkan
Ingin rasanya kuselami malam yang selalu mengusik tidurku
Andai saja dalam pikirku terlihat, semua diamku akan sia-sia

Ramahnya bulan belum begitu menyilaukan pandangan ku ke titik terjauh di atas langit
Untuk tujuan yang entah kemana tak berujung
Selalu aku bingung sendiri dengan narasi-narasi yang kuceritakan dalam nalar
Lantas sejauh mana aku harus melihat?
Apa benar-benar akan ada sebuah titik yang bisa mengakhiri pandanganku?
Nanti, titik itu harus benar-benar kutemui, sebelum malam menyambut pagi

Jumat, 28 Agustus 2020

Kau, Hariku




Aku tak ingat sudah berapa lama kita berjalan

Di antara siang dan malam yang memikul waktu

Kita selalu tersenyum diantara bersama dan di antara jarak

Walaupun tak selamanya


Kita selalu belajar tentang kehilangan

Walaupun bagiku kau tak akan pernah hilang, mungkin aku hanya tak menyapa


Kau selalu khawatir menanti pagi yang tanpa mentari

Yang walaupun semendung apapun, nyatanya pagiku dan pagimu akan sama-sama cerah, bahkan terik

Kadang kupikir terlalu terik, hingga kurasa perlu berteduh di sebuah persinggahan, sekedar menghilangkan dahaga


Aku selalu menunggu waktu itu, waktu dimana kita menyaksikan langit senja dengan damai

Yang tanpa hujan

Tanpa ada ingatan yang mengiris ingatan

Aku hanya ingin semua ingatan begitu damai, dan tak membuatku selalu rindu


Sabtu, 30 November 2019

Bingkai di dalam Cermin

Image result for bingkai dalam cermin"
Seketika
Di antara semua langkah, ku tak peduli suara
Di depan ku hanya ada aku yang menatap lesu
Membayangi diri
Ingin rasanya kubalik semua sentuh
_______________________________________
Sepanjang hati berbicara pada mata
Tak ada riuh yang bergemuruh diantara diam
Semua seolah terbawa ke dalam dimensiku sendiri
Yang tak pernah terjabah oleh mahluk lain sepertiku
_______________________________________
Iya, aku adalah mahluk
Yang kudefinisikan pada diriku dan untukku sendiri sebagai jeda
Di antara semua cerita yang laiknya kusalin dari mimpi yang belum terjabah
Entah mahluk apa itu, hanya saja, memberiku rasa dengan yang lain
Merasa ingin, tetapi harus meninggalkan di kala harus
Karena harus
Karena harus
_______________________________________
Di dalam sana, di seberang sana, memang tidak berbeda di atas mata
Pandanganku pun merasa tahu tentang siapa mahluk yang aku
Kubingkai diri di antara empat jari yang kulakukan semauku
Di luar bingkai, ada banyak cerita kehidupan yang menanti
Hanya saja cerita itu laiknya tak indah lagi, jika tersentuh oleh kakiku, mungkin
_______________________________________
Ini bukan tentang ragu
Lebihnya, sebuah tanggungan hidup yang tercatat rapi
Bahwa dimensiku berbeda
_______________________________________
Bukan tentang strata atau kasta yang membuatku memilih
Sejatinya, aku tak memilih
Aku hanya takut membawa kita di dalam satu bingkai yang sama, yang bukan cinta

Minggu, 06 Oktober 2019

Dialegtika Setengah Hari

Image result for setengah hari"

Di sepenyambut langit biru pagi ini, mata terasa peka pada silau yang semakin memanjat
Tumbuh subur cerita duka yang menyelimuti ego terbilas rasa
Sepertinya Tuhan telah menempatkan hariku di antara harinya yang begitu damai
Memaksa batin berbincang dengan jiwa yang tak mampu menerima dunia
________________________________________
Cerita indah memang tak selalu membayangi mimpi
Semua yang kita cari, bukanlah berarti akan kita temukan dia antara ingin
Semua yang kita cari, menjadi rindu
Tak bertuan pada apapun yang di-Tuhankan
Ia hanya merekah pada cerita yang selalu mengalir diatas ktidakpastian
Iya, dan hari ini begitu melelahkan
_______________________________________
Wahai malam di antara sunyi
Sudah berapa alur yang kusambut dengan damai
Tak satupun yang menyetubuhiku dengan nikmat
Apakah rasa yang kau beri sudah tak lagi untuk kutinggali?
Biarkan ku yakin pada janjiMu

Jumat, 27 September 2019

Ku-Malah-Sari

Image result for kartini"

Ku tunaikan sebuah pinta tentang arti sebuah menetap
Ku damaikan segala tanya tentang angan yang terbawa pendar
Ku saksikan sebuah rindu yang menahan diri di suatu senja
Ku tatap ssgala tapak yang menanti kemenangan
Ku tertahan pada sekalimat janji yang tertopang ragu

Ku menanti

Malah malam semakin panjang tak berujung
Malah hujan begitu lelap mengiringinya
Malah angin serasa berisik tak memberi ruang untuk tenang
Malah sunyi serasa merenggut sebagian dari mimpiku
Malah mata semakin tak sanggup melihat warnamu
Malah hasrat seolah mati terbawa gelisah
Malah cerita memaksa hati terjerat pada sebuah ingatan
Sari dunia yang kau janjikan seolah luntur
Sari suka kini tak berpolar dalam irama malam syahdu

Selasa, 24 September 2019

Bulan Sedang Telanjang Malam Ini

Image result for purnama"

"Di bilik ragu, sering ada tanya, ada apa di atas sana"
Banyak kabar dari penjuru barat bahwa Apolo seenggaknya menuntaskan penasaran banyak umat, katanya
Tapi, di sela-sela barisan itu, kuingin sebuah penjelasan detail, bukan bukti
Hanya saja, portal waktu tidaklah mengizinkan, apalagi ucapanmu mampu ku dekatkan di telinga yang agak tuli ini
Tak perlu begitu tergesa-gesa, di zamanku ini tak perlu meminta siapa pun menjadi hebat, ini hanya zamanku saja, sementara.
Wahai malam, mengapa kini kau masih tetap tergesa-gesa.
Disini sudah cukup ramai dengan liukan angin yang kadang menusuk hingga ke pori-pori, belum lagi asap yang menyesakkan hingga ke bronkeolus, juga ombak yang sekarang sudah menghapiri Himalaya
Terlalu deras, memang.
Malam, perihal rindu yang kau sembah bersama siang, hadirmu tak kuinginkan, namun nyatamu terpampang di pelupuk mataku, hampir setiap waktu
Kau tak perlu memberi isayarat, siapapun sudah memahaminya.
Cukuplah hari kemarin dengan bintang yang sering kunantikan jatuh diantara leluconmu yang sedikitpun tak mengundang tawa
Cukuplah.
Bulan tak perlu jadi leluconmu di hari esok.

Minggu, 23 Juni 2019

Aku Tak Marah

Aku tak marah
Saat kau memilih pasrah
Pada keadaan yang terlalu jalang untuk bisa kita ubah

Aku tak marah
Saat akhirnya kau memilih menyerah
Meninggalkanku seorang diri
dengan setumpuk kebahagiaan yang kau bawa pergi

Rindu Sejati

Image result for rindu"

Jikalau dulu pernah ada rindu. Kita sama-sama tau itu sudah purba. Bukan kubiarkan membekas, ia teringgal seperti cacar di masa kecilku. Bukan tentang tak mau untuk kembali, karena kutahu waktu yang terbaik untuk bersama. Kalau memang Tuhan masih mempertemukan hati kita.
Berharap ada jalan yang berbicara, namun akan ada senyap, karena cinta tak hanya membutuhkan kata. Tak cukup cinta dalam perjuangan hidup bersama.
Menerima sisi misteriusku tidaklah semudah langit menurunkan hujan. Hujan pun tahu itu pedih, tak seindah genangan hujan yang tertinggal di lubang2 jalan.
Rindu ini telah purba. Dunia kita seakan berbeda dalam waktu sekejap. Diri ini pun tak tahu akan menemukan kesejatian hidup.

Selasa, 29 Mei 2018

Kua(t)kan

Ketika siang tak memberimu kaki, maka malam masih luang. Tak perlu mancari momen yang dianggap seharusnya, karena setiap kesempatan memberi waktu untuk memilih berdiri atau malas.

Suarakanlah setiap sakitmu, biarkan ia berkelana dalam jiwamu, agar kau tahu dimana sakitnya. Jiwamu bukan tak tahu obat, ia hanya merindu pada tahu.

Tunaikan cinta, dalam cerita. Bukan saatnya untuk ragu. Biarkan hadir di sela2 kuatmu. Tak perlu menunggu aba2 dari Tuhan.

Senin, 14 Mei 2018

(Ingin) Pulang

Semesta, begitu luas dengan millyaran rotasi
Memberi ruang mahlukNya
Merasa aman dalam beberapa versi hidup berbeda, mungkin

Aku ada di sana, iya, bumi
Dan kukatakan pada hidup ini, "apa yang kau takutkan dengan tua?"
Hanya merasa hilang dari masa depan
Seperti telah mejelajahi mesin waktu yang futuristik
Begitu tau tentang nanti

Bukan tentang sebyah mimpi, sebuah jalan hidup
Mimpi tak begitu sulit, bahagia di depan sana menjadi ujung sebuah mimpi

Jumat, 11 Mei 2018

Namamu

Aku tak bisa tidur semenjak itu
Dalam malam, bergurau langit kepada bulan
Ia selalu membawa kabar yang tak pernah kubiarkan ada
Berusaha menjelmakan diri dalam duniaku
Samar

Kadang kukira aku telah benar-benar menyaksikannya
Tetapi aku merasakannya

Aku tak bisa tidur semenjak itu
Kukiralah resah tak terkhasiat lagi dalam darahku
Benar, jika saja malam tak harus ada
Tak perlu sunyi dalam detik pengantar tidurku

Aku tak bisa tidur semenjak itu
Rinduku

Selasa, 13 Oktober 2015

Pelita Malam di Pojokan

Ada rasa

Minggu, 31 Mei 2015

Peng-kuning Malam

Sebuah keresahan. 
Sebuah kenyataan. 
Ketika kehidupan tak seperti kenyataan, 
ketika kehidupan tak bisa diterima oleh kenyataan. 
Ketika diri menjalani kehidupan. 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Apakah sudah terlalu tua bagi hamba untuk menceritakan tentang gelegar malam?
Ah, tak jua seorang pun mau menjawab

di hadapan lampu kuning -kuning dan dibawah putih-putihnya phillips mataku menggeliat menjajaki gelap yang tersisa
kukira disana ada mata yang mencoba melirikku dengan tanpa pesona
Ah, tak jua kudapatkan kabar tentang kebenarannya

Di bawah lampu kuning-kuning, diatas tenda-tenda pisang epe', ada yang kucoba terawangi
Serupa cahaya kuning-kuning, tetapi berbeda
Orang-orang menyebutnya selimut malam, bulan

Bulan,
Padanya coba kusampaikan segala pesan jiwa yang terkurung lama, memberi sesak
Padanya, kuberitahu tentang kehidupan yang entah berawal darimana
Dan padanya, kusampaikan segala risau yang msih menjeratku
Padanya, hanya bisa padanya dan padaNya


Kamis, 14 Agustus 2014

Mega Bulan

Aku belum paham
Sejauh mana mampu menatap bulan
Merasakan kasatnya dami disela-sela daun gugur
Aku belum tahu
Tempat yang cukup nyaman dan damai menatap bulan

Sepertinya aku belum cukup tahu saja tentang rasa
Ada yang kulupakan sejak terlanjur menikmati mati
Ada bagian yang kontradiksi dalam segala gerak setiap tiap yang kudapati

Beritahu aku tentang rasa nikmat menatap Sang Rembulan
Ingantkan aku tentang tempat nyaman yang menghapuskan haus gelisah dalam setiap batin
Aku merindukan setiap lupa yang mendera ingatan
Aku sudah cukup yakin bahwa aku benar-benar lupa
Ia, lupa

Senin, 07 Juli 2014

HUJAN DAN BASAH: Penyaksi

Rasanya kalut, kalau kudapati malam dengan ramahnya menemani bulan. Mereka seakan menyatu dalam harmoni, damai. Dan disini ada sebentuk mahluk hujan basah yang hanya sibuk menjadi sosok penyaksi saja. 
Sesekali kuyakinkan diri. Menjadi sosok penyaksi, bukankah sebuah kebanggaan? Mereka sebenarnya tak mencipta damai itu, hanya merasakan. Kalausaja tak ada penyaksi, bagaimana bisa damai akan hadir. Mungkin, hanya akan bergeliat sebatas rasa yang tak akan bisa berujung kata. Cukup bahagia dengan ini. Sebuah kebanggaan. Bertahan, mengahadapi hukum alam. Yang pada akhirnya terbawa kedalam alunan takdir. 

#2
Sadar, apalah gunanya jika lingkungan tak memberi ruang. Sebenarnya, tak ada yang untung dengan ini, pun tak ada rugi. Hanya saja belum ada arah kedewasaan yang memberi kesempatan untuk mengolah, bahwa ada hal positif yang semestinya terbangun. Kalaupun sempat cacat, biarlah sedikit topangan bahu memberi lega.
Sebagian dari kita masih mencoba memelihara ego, tak mampu ditawar oleh perasaan menerima. Sebab, belum ada rindu yang bisa menukarnya. Yah, mungkin karena sudah sering-sering terbiasa melepas diri, dan pada akhirnya lebih suka saling tak tahu apa-apa, dan seterusnya. Pada saatnya, kita akan saling merindu. Kalaupun tidak, seenggak-enggaknya ada rindu untuk tak merindu. Pada saatnya, nanti.

Jumat, 04 Juli 2014

Manusia dan Manusia-manusia

Manusia modern mampu menyelam ke dasar laut, seperti ikan
Mampu terbang begitu tinggi menjelajahi angkasa, layaknya burung

Saya ragu kalau ia mampu menjelaskan bagaimana berjalan di bumi ini seperti manusia lainnya



   Sumber gambar: http://www.google.com

Rabu, 02 Juli 2014

Mari Mati di Dalam Kamar

Mari, kita menyendiri
Kunci kamar dengan begitu rapat
Seenggak-enggaknya bisa dipastikan tak ada cacing atau bahkan semut yang bisa melalui celahnya

Di dalam kamar, tak usah kau bawa racun ataukah beberapa zat aditif untuk membuang tubuhmu
Tak usah ada pisau untuk menggores nadi
Tak usah ada pistol untuk kau lontarkan di celah-celah garis dahimu

Hei, tak usah sesulit itu
Cukuplah kau persiapkan sebarang kasur dan beberapa bantal
Jika kau inginknn guling, mintalah pada nenek
Cukup itu
Tak usah kau menyalahkan ragamu untuk mati
Cukup kau membaringkan diri di atas kasur sembari meniduri bantal dan memeluk guling
Lalu, kau pikirkan tentang nasib tentang Sang Garuda, Indonesia

Rabu, 25 Juni 2014

Sebelum Kau Bangun, Nak

Nak,
Nyenyaklah tidurmu, Nak
Biar kupastikan di sekitarmu tak ada nyamuk ataupun semut kecil yang mengusik nyenyakmu

Kau begitu menyenangkan hati, Nak
Di sepinggir bibirmu, kuperhatikan ludah-ludah mengering
Kau begitu lelap, Nak


Aku belum tidur, Nak
Disini terlalu banyak nyamuk yang harus, harus kuhindarkan darimu
Belum aku lalai
Tak kubiarkan seekor pun itu menikmati merahmu, Nak
Hinggap pun itu

Nak,
Aku ingin kau tetap begini, Nak
Janganlah kau terbangun meski ayam-ayam jantan telah menyambut pagi
Ku tak mau kau gelisah nak
Begitu banyak kabar tentang siang-siang yang serdadu dan pen-jas-jas torehkan di dalam hari kita
Kau cukup tidur, Nak

Sudahlah, Nak
Tak ada sempatmu untuk makan, aku yakin di dalam mimpimu ada banyak cerita tentang nirwana
Kau tak perlu makan, Nak
Lelap tidurmu tak mengisyaratkan kau lapar toh
Lagian, kau bisa singgah di antara mimpimu untuk sekedar makan di sana
Tak perlu kau bangun untuk sekedar makan

Sudah ku katakan, nak
Kau tak perlu bangun
Mengapa kau berhenti membiarkan ludahmu mengering di sepanjang bibirmu, Nak?
Jangan,Nak
Aku yakin di dalam mimpimu ada banyak makanan yang bisa kau makan, Nak
Aku sudah janjikan tak akan ada nyamuk ataupun semut

Selasa, 24 Juni 2014

Air ?

Bulir
Air
Mengalir
Ke hilir

Deras
Keras
Menerpa batas

Jenuh
Keruh
Jenuh
Memusnah BATAS. . .