Sabtu, 29 Agustus 2020
Menunda Sunyi di Antara Resah
"Cahayamu bukanlah yang selalu kunantikan,
tapi hadirmu memberiku banyak kesempatan untuk menunda sunyi."
Selalu ada saat, setiap manusia merencanakan yang terbaik
Tertawa bukan berarti yakin bahwa besok adalah bahagia
Menangis bukan karena lemah
Momen itu akan datang ketika kita tak tahu di balik rencana
Hanya dengan bersyukur, maka segalanya akan tetap berarti
Resah membawa sebagian air mata di ujung-ujung cerita yang dikandung janji
Ikatan yang dinantikan akan selalu menjadi perjuangan
Ketika malam datang, saatnya berpikir apakah besok masih ada pagi, seperti tadi
Angan-angan melambung di antara bayangan dahan yang menutupi tubuhku
Aku selalu tahu bahwa ini bukan hanya sekedar rencana
Mahluk lain di sekitarku selalu membiski yang terbaik, sebagian diantaranya mengoceh tentang suramnya janji
Aku hanya pura-pura tak mendengar semua yang tak kuinginkan
Lalu mencoba berkhayal tentang nanti yang kita nantikan, melupakan resah yang kita resahkan
Ingin rasanya kuselami malam yang selalu mengusik tidurku
Andai saja dalam pikirku terlihat, semua diamku akan sia-sia
Ramahnya bulan belum begitu menyilaukan pandangan ku ke titik terjauh di atas langit
Untuk tujuan yang entah kemana tak berujung
Selalu aku bingung sendiri dengan narasi-narasi yang kuceritakan dalam nalar
Lantas sejauh mana aku harus melihat?
Apa benar-benar akan ada sebuah titik yang bisa mengakhiri pandanganku?
Nanti, titik itu harus benar-benar kutemui, sebelum malam menyambut pagi
Jumat, 28 Agustus 2020
Kau, Hariku
Aku tak ingat sudah berapa lama kita berjalan
Di antara siang dan malam yang memikul waktu
Kita selalu tersenyum diantara bersama dan di antara jarak
Walaupun tak selamanya
Kita selalu belajar tentang kehilangan
Walaupun bagiku kau tak akan pernah hilang, mungkin aku hanya tak menyapa
Kau selalu khawatir menanti pagi yang tanpa mentari
Yang walaupun semendung apapun, nyatanya pagiku dan pagimu akan sama-sama cerah, bahkan terik
Kadang kupikir terlalu terik, hingga kurasa perlu berteduh di sebuah persinggahan, sekedar menghilangkan dahaga
Aku selalu menunggu waktu itu, waktu dimana kita menyaksikan langit senja dengan damai
Yang tanpa hujan
Tanpa ada ingatan yang mengiris ingatan
Aku hanya ingin semua ingatan begitu damai, dan tak membuatku selalu rindu
Langganan:
Postingan (Atom)