Selasa, 03 Juni 2014

SELAYANG TARI


Mengalir konsistensi birama yang menggerogoti sensorik
Tertahan oleh tempo dalam kesetimbangan
Selaras dengan tungkai kaki dan tangan yang mengayun
Teucap setitik makna yang menggugah pesona
Menggugah rasa
Menggugah damai
Perlahan hening
Sejenak tertatap tiang-tiang penuh lukis nan kokoh
Ada seperangkat lantunan syahdu yang menggetarkannya
Sontak menyuarakan jiwa dengan tangan dan kaki-kakinya
Seolah tiada rasa yang lebih pantas dinikmati jalau itu bukan damai
Malam mulai hanyut dalam bisikan bulan yang kian bersembunyi
Seolah tak ada tanda kalau dia tak akan kembali esok
Yang kuyakini
Semua tiang-tiang, tangan dan kaki-kaki semakin tergetarkan
Sesekali tertatap tiang yang meratapi malam
Adalah pesona mengitari sekeliling pupilnya
Dan seringkali matanya merona
Memberi isyarat entah tetatih atau bahkan terbawa ke nirwana
Sudahlah
Yang ingin kutau hanyalah sebatang tiang yang berirama
Aku hanya ingin menggetarkannya dengannya tanpa belati, tanpa suara, atau apapun itu
Aku ingin menggetarkannya dengan tanpa apa-apa
Seperti bisikan bulan kepada malam yang menyenyakkannya
Semoga ada tangan, kaki-kaki dan tiang-tiang yang menggetarkan(nya)
Menjadi
Tari

0 comments:

Posting Komentar