Rabu, 11 Juni 2014

Di(antara) Cermin

Dua tongkat, diantaranya ada barisan imaji
Seakan mendongenkan kenyataan
Memanipulasi saraf sensorik dengan makna kontradiksi
Nengadirkan ribuan imaji di antara dua tembok
Tembok lapis baja
Tembok lapis beton
Tembok lapis kasur
Tembok lapis kertas
Semakin menipis

Memang, semakin menipis bagi mereka yang tak mampu atau belum mampu memanipulasu saraf sensorik

Bayangannya bergerak
Adalah langkah merdeka, kejujuran
Menertawai kenyataan yang berdiri bungkuk di hadapannya
Sayang, kenyataan tak pernah tau jika dunia khayal menertawainya
Menertawai kemalasannya menempuh ruang
Seperti bukan malas
Hanya saja memang tak mampu
Kawan imajinya pun semakin tertawa

Tiap kali berdiri di depan cermin, ada sosok yang mampu nenelusuri dunianya
Seperti prosa, puisi, atau dongeng
Tapi bukanlah itu
Sosok itu mengelabui waktu
Seakan anak kecil yang bermain karet
Yang belum mengerti, karet itu bisa putus

0 comments:

Posting Komentar